Kumpulan Puisi


Terlihat dari beberapa postingan terakhir saya. Saya memang menyukai hal-hal yang berbau puisi, entah membaca puisinya atau mendengarkan musikalisasinya. Karena menurut saya puisi itu adalah karya sastra paling indah yang pernah ada (oke yang ini lebay). Kenapa puisi saya katakan yang paling indah?, karena cuma puisi karya sastra yang saya tau wkwkwk gak lah ya becanda. Kenapa ya saya suka puisi, gak tau juga sih sebenernya, ya suka aja gitu. Mungkin karena kebanyakan puisi kan menyajikan kata-kata yang menyanyat hati, jadi pas aja buat nemenin saya yang suka bergalau-galau ria. Selain itu puisi juga bisa bermakna apapun yang ingin disampaikan oleh si pengarang. Karena saya baik hati dan tidak sombong saya akan kasih kalian kumpulan-kumpulan puisi dari beberapa pengarang puisi yang saya suka, langsung liat dibawah ini ya.  

 Sapardi Djoko Damono
Aku ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Yang Fana Adalah Waktu

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
Sampai pada suatu hari
Kita lupa untuk apa.
“Tapi yang fana adalah waktu, bukan.”
Tanyamu.
Kita abadi. 

 Fiersa Besari

#1

Raga kita bisa dijauhkan, tapi tidak dipisahkan.
Hati kita bisa dilukai, tapi tidak dihancurkan.
Rasa kita bisa diendapkan, tapi tidak dibunuh.
Coba tanya lagi mengapa cinta menghampiriku,
Takkan pernah kutemui jawabannya.
Coba cari cara menafikanku,
Aku pasti menemukan jalan untuk kembali.
Kemarin, hari ini, esok, dan nanti.
Tak pernah berharap berbalas,
Tak pernah mengenal batas.
Aku menyanyangimu....

#3

Dalam pertemuan, ada cerita.
Dalam perpisahan, ada kenangan.
Dalam jarak, ada rindu.
Dalam hatiku, ada dirimu.
Dalam diam, ada doa untukmu.

Kala itu ditepian cakrawala,
Kita memandang lampu kota
Dengan sepasang tangan
Yang tak hendak melepas.

Kala itu kita tidak menyangka bahwa
Tidak semua cerita berakhir indah. 
  
 @mempuisikan

 119

Aku tidak mengharap langit
 Ketika tidak bisa terbang

Silakan engkau yang menjadi bintang
Sementara aku pungguk dalam bayang-bayang

Tapi besok ketika
Aku ingin mulai belajar, merawat sayap
Agar bisa tinggi mencapaimu

Mungkinkah engkau, yang sahaja
Menerimaku lapang dada
Si pungguk tua yang hanya punya cinta untukmu-saja  
Tere liye

Sajak Embun Dan perasaan

Kenapa embun itu indah?
Karena butir airnya tidak menetes
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun.

Kenapa purnama itu elok?
Karena bulan balas menatap di angkasa
Sekali dia bergerak, tidak ada lagi purnama.

Aduhai, mengapa sunset menakjubkan?
Karena matahari menggelayut malas di kaki langit
Sekali dia melaju, hanya tersisa gelap dan debur ombak.

Mengapa pagi menentramkan dan dingin?
Karena kabut mengambang di sekitar
Sekali dia menguap, tidak ada lagi pagi.

Di dunia ini,
Duhai, ada banyak sekali momen-momen terbaik
Meski singkat, sekejap
Yang jika belum terjadi langkah berikutnya
Maka dia akan selalu spesial.

Sama dengan kehidupan kita, perasaan kita
Menyimpan perasaan itu indah
Karena kita terus berdoa dan berharap
Sekali masanya tiba, tiada lain kecuali jawaban dari kepastian
Sungguh tidak akan keliru bagi orang-orang yang paham.

Wahai, tahukah kita kenapa embun itu indah?
Karena butir airnya tidak menetes
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun
Masa singkat yang begitu berharga

Sepotong Bulan Untuk Berdua

Malam ini,
Saat dikau menatap bulan, yakinlah kita melihat
bulan yang sama, mensyukuri banyak hal,
bereterima-kasih atas segalanya..
terutama atas kesempatan untuk saling mengenal,
esok-pagi semoga semuanya dimudahkan..

malam ini,
saat dikau menatap bulan, yakinlah kita menatap
bulan yanf satu, percaya atasa kekuatan janji-janji
masa depan, keindahan hidup sederhana, berbagi dan bekerja keras,
mencintai sekitar dengan tulus dan apa adanya..

malam ini,
saat dikau menatap bulan, yakinlah kita menatap bulan itu,
semoga yang Maha memiliki langit memberikan kesempatan,
suatu saat nanti, dengan segenap pemahaman baik,
menjaga kehormatanperasaan kita menatap bulan,
dari satu bingkai jendela.






Sumber:
@fiersabesari (twitter)
@mempuisikan (twitter)

Komentar

Postingan Populer